KHITAN BAYI
Khitan Bayi – Tradisi di Indonesia, biasanya anak laki-laki dikhitan pada saat usia kisaran umur 10-12 tahun atau minimal pas usia sekolah. Tapi, sebenarnya anak paling dianjurkan disunat pas dia usia bayi lho.
Apa sebabnya?
Usia bayi merupakan usia di mana perubahan jumlah sel manusia terjadi paling cepat dan paling banyak. Jadi, sepanjang usia manusia dari bayi sampai tua, sel berlipat ganda untuk sembuh dan tumbuh paling banyak saat usia bayi. Karena itu pada usia bayi kalau ada luka paling cepat sembuh karena sel akan beregenerasi paling bagus saat itu
Kemudian, saat usia bayi kurang dari 6 bulan, biasanya anak kan belum bisa tengkurap. Jadi, akan lebih mempercepat dan mempermudah proses keringnya luka. Kalau bayi di atas 6 bulan dan sudah bisa berguling ke kiri kanan, balutan luka di penis yang kemudian tertekan pastinya bisa bikin mereka nggak nyaman.Makanya disarankan kalau pas usia Bayi jangan pas di atas umur 6 bulan.
Selanjutnya adalah dampak trauma psikologis. Anak usia bayi belum merekam banyak memori , sehingga tidak ada trauma saat dia menjalani proses khitan.Jadi daripada nunggu anak usia SD lebih baik disunat bayi saja.
Kalau diperhatikan memang kita kadang merasa anak laki-laki setelah disunat tuh jadi cepat besar. Badannya makin tinggi besar dan suaranya lantas jadi ‘berat’ternyata itu cuma mitos. Soalnya anggapan anak habis disunat jadi cepet gede muncul karena di Indonesia rata-rata anak disunat pas umur 10-12 tahun tadi. Di usia tersebut, hormon pria sudah keluar bahkan ada anak yang sudah aqil baligh. Nah, saat anak sudah aqil baligh suaranya jadi ‘berat’ dan badannya lebih besar dan itu hanya karena kebetulan aja. Kebetulan jarak usia dikhitan dan aqil baligh pendek, jadi dihubung-hubungkan dengan habis disunat. Padahal kalau dia nggak disunat juga akan tetap begitu karena memang waktunya aqil baligh.